Monday, April 13, 2009

Tenaga Surya Atasi Masalah Emisi Karbondioksida

Salah satu dari gas efek rumah kaca yaitu karbondioksida telah mencemari kondisi bumi yang merupakan tempat yang kita tinggali saat ini. Setiap tahun nya, jumlah karbondioksida yang dihasilkan semakin besar / banyak jumlahnya. Banyak penyebab bertambahnya karbondioksida yang semakin lama dapat merusak lingkungan bumi ini. Contohnya adalah hasil pembuangan dari kendaraan bermotor, pembuangan dari aktivitas industri, dan hasil pembuangan dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan baku fosil seperti batu bara. Tanpa disadari penggunaan batu bara tersebut dapat menambah banyak pembuangan karbondioksida. Karena dengan menggunakannya, pembangkit listrik tersebut membuang energi sebanyak 2 kali lipat dari yang dihasilkan. Memang cadangan bahan bakar fosil yang dimiliki di bumi masih sangat banyak, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan energi global akan meningkat sebesar 2 kali lipat. Jika penggunaan bahan bakar fosil masih terus mendominasi hingga ke depannya, maka cadangan bahan bakar bumi dapat cepat habis. Untuk itu, dibutuhkan energi alternatif yang mampu mengatasi permasalahan yang ada di atas. Ada beberapa pilihan yang memungkinkan untuk dijadikan energi alternatif. Energi panas bumi misalnya. Memang energi tersebut murah dan ramah lingkungan, tetapi persediaannya terbatas dan teknologi untuk pengelolaannya masih tergolong mahal. Bila menggunakan energi air memang merupakan energi yang murah untuk digunakan. Tetapi, harus diingat juga bila musim kemarau datang. Secara tiba-tiba persediaan air dapat berkurang drastis. Tenaga surya dapat dijadikan pilihan tepat sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi adalah sebesar 15.000 kali dari penggunaan energi global. Dengan teknologi yang telah ada saat ini, sangat memungkinkan untuk mengolah tenaga surya dengan menggunakan peralatan yang tidak menghabiskan banyak tempat di bumi. Energi surya ini dapat dimanfaatkan secara solar thermal dengan solar panel dan photogalvanic / photovoltaic. Pada prinsip solar thermal, sinar matahari diperkuat cermin yang mengalihkan ke alat penyerap berisi cairan. Cairan ini kemudian memanas dan menghasilkan uap yang membangkitkan generator turbo pembangkit tenaga listrik. Dengan metode photovoltaic merupakan metode mengkonversi tenaga matahari menjadi energi listrik dengan memanfaatkan lempengan sillikon. Lempengan silikon yang terkena sengatan matahari , menghasilkan ion positif. Sedangkan lapisan sebaliknya, menghasilkan ion negatif. Bila ion tersebut digabungkan, maka akan tercipta energi listrik. Seharusnya Indonesia yang mendapat banyak pancaran sinar matahari dapat memanfaatkan tenaga ini. Memang pada awalnya biaya yang dibutuhkan besar, namun jangan lupa bahwa bahan baku nya diperoleh secara cuma-cuma. Pada akhirnya, dibutuhkan penanganan serius dari pemerintah untuk mendalami pengelolaan tenaga surya ini dan harus disediakan dana besar untuk menelitinya. Dan semua pihak harus aktif mendukung / berpartisipasi untuk mengganti bahan baku yang lama dengan tenaga surya. Apabila setiap pihak dapat bekerjasama, maka Indonesia akan memiliki pembangkit listrik dengan bahan baku yang ramah lingkungan dan efisien.

- Antonius Satrio Putranto XI IPS 2 / 03 -
SMA Kolese Gonzaga

Sunday, April 12, 2009

Welcome Aboard!

Yap pada akhirnya gw berhasil membuat blog. Sebenernya gw ga terlalu niat bikin ini. Cuma ada suatu hal yang nuntut gw mau ga mau bikin blog ini. Ribet ternyata bikin blog. Kalo bukan gara-gara tugas, ngga bakalan gw bikin blog. Dan ini adalah basa-basi gw sekaligus postingan yang pertama di blog. Tapi lumayan seru juga ngutak-ngatik blog. Semoga para pembaca tidak keberatan membaca tulisan ini. Hehe..arrivederci